Kamis, 11 Juli 2013

OLEH - OLEH BANGKOK IBU RUMAH TANGGA BACKPAKER oleh : veronika endang

 
DAY 1
Sebenarnya hati kami was-was saat tiba di Suvarnabhumi sebab pikiran masih dipenuhi dengan bayangan buruk yang bisa menimpa orang asing. Konon pernah ada turis yang tidak dapat kembali ke negara asalnya karena dijebak di bandara. Seseorang menaruh sesuatu di tasnya tanpa sepengetahuannya sehingga saat melewati pintu pemeriksaan sang turis tadi sudah dikepung petugas. Entah bagaimana ia akhirnya dijebloskan ke penjara. Kisah seram lain datang dari teman yang memberi info agar hati-hati saat cuci mata di bandara. Hal itu dimanfaatkan orang yang berniat jahat untuk menjebak turis. Tiba-tiba turis tadi dimintai uang sejumlah 25 juta untuk mengganti perhiasan yang hilang dari toko bandara dan sialnya barang berharga tadi ditemukan di ransel si turis. Mau ngotot seperti apa percuma saja. Padahal ini memang kejahatan yang sudah direncanakan di bandara. Alhasil turis tadi harus berurusan dengan polisi dan mengganti uang apabila ingin keluar dari Bangkok. Ngeri, kan?

Amit-amit jangan sampai kejadian buruk tersebut terjadi. Oleh karena itu hati kami cukup dag dig dug sewaktu tiba di bandara mewah ini. Bahkan tadi seorang Ibu di pesawat mengingatkan kami untuk tidak sembarangan menerima titipan barang dari orang yang tak dikenal. Takutnya barang haram!

Tetapi ternyata apa yang kami kuatirkan sama sekali tidak terjadi. Kami dengan mulus melewati imigrasi dan setelah rehat sejenak ke kamar kecil, kami segera mencari transportasi menuju hostel. Hostel ya, teman, bukan Hotel. hehehe. Sebab beda huruf saja sudah beda harga dan fasilitas. Hostel kami adalah YHA BANGKOK DOWNTOWN di Silom Road. Kami memesan hostel ini melalui website hostelbookers.com. Tentu saja harganya adalah harga yang bersahabat dengan kantong. Kami memilih 1 room dengan 3 bed shared bathroom.
Untuk menuju hostel ini kami naik ARL:Airport Rail Link (semacam train) yang ada di lantai dasar. Setelah mencari tahu posisi train, kami membeli tiket seharga 45 baht / Rp.15.000.
Kami sempat beberapa kali bertanya pada petugas dimana lokasi train karena kami agak bingung kesana kemari belum menemukan train. Oh… ternyata...lokasi ARL tidak jauh dari tempat kami mutar mutar. Alamak!! Cape deh...hihihi....
Segera setelah train datang kami langsung masuk membawa barang bawaan. Nanti kami harus turun di Phaya Thai station dan kami harus berpindah jalur menuju lokasi hostel. Di Phaya Thai kami segera membeli tiket lagi seharga 31 baht/Rp 10.385 untuk menuju station namanya Chong Nonsi. Station ini adalah station terdekat menuju hostel.
Setelah bertanya sana sini sambil menggeret koper, haus juga saya. Mampirlah saya di sebuah kedai minum di station Siam untuk membeli minuman ice green tea seharga Rp 25 baht atau Rp. 8.375. Ukuran cupnya lumayan besar. Jadi murah juga menurut saya. ( kelak nanti saya akan banyak bertemu barang murah di Bangkok...#panik.com)

Siang itu pukul 14.00 saat kami sudah berhasil menemukan lokasi hostel. Perkiraan awal, kami akan tiba di hostel pkl 12.00. Tapi karena mutar sana mutar sini akhirnya kami sampai di hostel pkl 14.00. Pas waktu check in. Jadi ,ya ada untungnya juga tadi mutar mutar bertanya letak hostel. Tapi tungu punya tunggu mana petugas hostelnya? Kami pun duduk dengan agak resah karena badan sudah lelah betul…..apalagi belum lunch. Hadeuuh …...mana sih mbak resepsionisnya?

Tiba-tiba datang seorang wanita setengah baya , kulitnya coklat rambut keriting dan wajahnya tidak ramah. Tangannya membawa sapu dan kain pel. Welehh…...ini mbak yang suka bersih bersih kali, ya? batin saya menduga.
Si mbak keriting ini langsung menyapa kami dalam bahasa Inggris aksen Bangkok. Kami pun menjelaskan sambil menunjukkan print out hostel. Lalu dia mengambil buku tulis dan membukanya lalu ditunjukkan kepada saya. Oh, rupanya dia sudah catat nama saya. Kami langsung diminta mengisi form tamu dan membayar 4. 495 baht untuk 5 malam. Kami membayar 4500 baht dan sisanya kami berikan kepadanya. Mbak ini lalu bercerita, dialah yang bertanggungjawab atas semua urusan hostel dari mulai menerima pembayaran membersihkan kamar dan menyiapkan sarapan pagi. Hostel ini terdiri dari empat lantai dan kamar kami ada di lantai 3. Hmmm……...

Saya langsung membawa koper ke kamar, maksudnya supaya bisa lekas selonjor dan online di kamar....... memanfaatkan wifi. Tetapi urusan perut belum selesai dan kami ada rencana mengunjungi Cha Tu Chak market yang cuma ada di hari Sabtu dan Minggu. Maka tidak berlama lama kami segera mencari makanan yang cocok. Lihat kanan kiri, kok ,ya mata tidak menemukan makanan yang sesuai……..yang ada hanya McDonald. Ya, sudah berhubung lapar berat kami segera memesan paket ayam seharga 69 baht terdiri dari rice teriyaki dan minuman cola. Lumayan besar porsinya. Teman saya makan dengan lahap sampai masih nambah pesanan ayam lagi. Wow! Dompet masih tebal nih...hehehe.

Selesai makan kami bergegas ke luar untuk naik BTS: Bangkok Train System menuju arah Cha Tu Chak. Rasanya penasaran banget dengan Cha Tu Chak market ini dan pada hari Minggu pasar tradisional ini masih ada sampai malam. Gerimis dan cuaca mendung tidak menghalangi langkah kami ke sana. Turun train kami langsung masuk dalam keramaian pasar. Ada banyak barang murah mulai dari pakaian, makanan, alat rumah tangga, kerajinan kulit, sepatu,tas sampai binatang peliharaan. Suasananya mirip pasar di Indonesia. Pengunjung berjejalan dan di kiri kanannya lapak pedagang. Wah…. hati hati copet ya! Jangan lengah sewaktu berbelanja dan harus pandai menawar supaya mendapat harga terbaik.

Sambil mencari melihat lihat saya kagum dengan ide pemerintah menjual wisata Cha Tu Chak market ini. Pasar ini sama sumpeknya dengan Pasar Pagi atau pasar Cipulir. Tetapi Cha Tu Chack ini sampai terkenal di manca negara. Banyak turis bule juga asyik menawar dan membeli barang. Bahkan wisatawan Asia juga banyak yang mengunjungi Cha tu chack seperti kami. Luar biasa!! Mereka berhasil menjual dan mengemas pasar tradisional menjadi salah satu wisata andalan. Rasanya kurang afdol mungkin kalau ke Bangkok tetapi tidak melihat Cha Tu chack.

Hmmm.. tak terasa hari semakin gelap namun pasar malah tambah ramai padat merayap. Kami pun meninggalkan Cha Tu Chack sambil membawa beberapa barang yang kami beli. Kami?? Gue aja, kali!!!...hahaha……..kami tergelak sambil naik train lagi menuju hostel.
Capek... tapi puas di hari pertama trip ini. Banyak hal menarik di Bangkok. Salah satunya sistim transportasi yang canggih, seakan memang dibangun untuk memanjakan turis yang datang meski hanya sekedar mengunjungi Pasar Tradisional!

Sekali lagi.....luar biasa!
salam travel, July 1
from Bangkok
 
=======================================================

DAY 2
Akhirnya hari ini kaki saya bengkak, sodara-sodara! Ya jelas bagaimana tidak bengkak..? Hari ini adalah hari dimana kami memecahkan rekor berjalan kaki...5 km lebih!!

Ceritanya begini:
Sesuai itinerary yang dibuat bersama sebelum berangkat, acara kami hari ini adalah mengunjungi Madame Tussauds, Thai Silk Thomson Museum, Siam Paragon dan Platinum mall. Dari peta yang dipelajari, tempat-tempat itu saling berdekatan. Oya, hari ini posisi rombongan kami masih berdua karena yang seorang baru tiba nanti malam. Kami berencana nanti malam menjemput teman kami itu di station Chong Nonsi , station terdekat dari hostel ke BTS.
Setelah mandi dan membuat kopi, pkl 08.30 kami turun ke lantai 1 untuk memulai wisata sambil breakfast di ruang makan hostel. Tetapi sayang saat tiba di bawah, tidak ada apa-apa yang terlihat bisa dimakan. Padahal pertimbangan hemat memilih hostel ini, selain dekat dengan BTS, hostel ini menyediakan breakfast sehingga mengurangi budget sarapan.
Saya berpikir,oh, mungkin kami terlalu siang turun jadi tidak kebagian. Ya sudahlah...toh belum terlalu lapar.

Kami lalu berjalan menyusuri Silom Road, jalan besar tempat hostel kami berada. Ternyata sepanjang jalan itu ada banyak pedagang makanan yang berjualan. Sepanjang jalan kami juga bertemu dengan para karyawan kantor yang hendak bekerja. Tipikal perilaku dan wajahnya mirip orang Singapore: berjalan cepat, memakai headset dan berkulit putih sipit. Beberapa dari mereka berhenti dan membeli sarpan di tepi jalan. Kamipun ikut-ikutan berhenti dan membeli sarapan nasi goreng dengan irisan daging, telur, kacang panjang, dicampur irisan mangga dan sambal Thailand seharga 40 baht, namanya kemphi mix sausage. Sepertinya lezat, nih. Kami juga membeli minuman jeruk peras satu botol seharga 20 baht. Lengkaplah bekal perjalanan hari ini.
Tanpa buang waktu kami segera ke BTS Chong Nonsi. Pagi jam 9 -5 adalah jam kantor di Bangkok jadi kami berdesak-desakan dengan para pegawai kantoran ini di train.
Pukul 09.30 kami tiba di Madame Tussaud tetapi tempat ini buka jam 10.00 jadi kami menunggu sambil makan bekal di luar. Banyak juga turis-turis yang menunggu jam buka seperti kami. Lokasi museum ini adalah di lantai 6 Siam Square. Tak lama kwmudian petugas membuka pintu tanda jam buka sudah dimulai. Tiket masuknya seharga 800 baht termasuk tiket masuk ke Siam Ocean World, wahana laut yang katanya bagus sekali. Kami, sih tidak jadi membeli karena harga tiket mahal jadi kami melihat-lihat saja dan berfoto dengan patung lilin Tom Cruise di luar. Banyak juga pengunjung yang datang dan berfoto ria.

Puas di tempat itu kami turun hendak menuju Thai Silk museum tetapi kami kehilangan arah. Kami akhirnya menuju Bangkok science and art tetapi rupanya gedung itu juga libur di hari Senin. Tiba-tiba ada seorang bapak agak kurus yang mendekati kami. Roman wajahnya seperti orang baik. Dia tahu Indonesia dan pernah tinggal selama dua tahun di Bali. Dia memberitahu bahwa kami sebaiknya ke floating market karena tempat itu hanya buka Sabtu Minggu dan Senin. Ini hari terakhir floating market begitu infonya. Dari floating market dia sarankan kami ke Platinum mall untuk berbelnja barang murah. Pikir punya piker, oke juga nih, saran si bapak kurus. Dia juga berbaik hati menawarkan tuk tuk yang sedang parkir tidak jauh dari situ. Saya sebenarnya sudah apriori dengan tuk tuk sebab menurut info yang saya baca banyak tuk tuk tidak benar alias menipu penumpang. Tadi juga kami sudah menolak dua abang tuk tuk yang mendekati kami. Tetapi penjelasan bapak kurus ini masuk akal ya dan murah harganya. Ke Siam Square- floating market 40 baht berdua. Floating market- Platinum mall 60 baht. Jadi 100 baht untuk diantar di dua tempat. Okelah… ....kami percaya dan ikut saran bapak tadi.
 Kami segera naik tuk tuk dan meluncur di jalan Bangkok yang panas berdebu dan macet. Persis Jakarta! Saat turun di floating market kami agak curiga. Kami langsung bertanya pada petugas di sana apakah tempat ini hanya buka Sabtu Minggu dan Senin? Petugas menjawab : Open everyday! Hah….. kurang ajar, kami dibohongi bapak kurus! Lalu kami diberitahu bahwa tempat ini bukan floating market tetapi boat market! Harga tiket boat 1000 baht per orang dan hanya mengunjungi empat tempat di tepi sungai Chao Phraya itu. Gubrak !! Penipuan!, batin saya geram. Ingatan langsung melayang ke cerita tentang tuk tuk yang brengsek. Jadi kami di tipu!. Untuk mengobati kesal kami berfoto dulu di dermaga di boat market itu. Selesai foto kami menuju tuk tuk lagi. Si abang tuk tuk masih menunggu dengan kalemnya. Sesuai kesepakatan dia memang menunggu kami…Huhh!!
Begitu kami naik si abang tuk tuk langsung menawarkan pergi ke jewellry. Tentu saja langsung kami tolak. Antar kami ke Platinum mall seperti kesepakatan pertama, kata teman saya. Si abang bukannya menuruti penumpang tetapi dia malah ngotot dan berkali-kali bilang, “ We are on the way jewelry!”. Dia benar-benar ngotot dan melarikan tuk tuk sekencang mungkin. Jujur kami ketakutan setengah mati….. ..tetapi otak masih bisa berpikir normal maka saya katakan…, “Call Police!”

Eh ternyata…..mendengar kata Police si abang tuk tuk kontan berhenti. Ia mau menurunkan kami. Fine! Bagus daripada dibawa ke jewelry dengn ongkos membengkak tentunya dan pemaksaan membeli jewelry bagi penumpang yang dibawa tuk tuk. Ini seperti jaringan antara abang  tuk tuk dan jewelry.
Kami langsung bayar 40 baht atau sekitar Rp. 16.000. Celingukan di jalan itu kami akhirnya bertemu turis bule yang memberi tahu arah BTS terdekat. Duapuluh menit berjalan lumayan cape…...2,5 km booww!!!
Itupun kami belum menemukan BTS yang kami cari. Tujuan kami adalah Platinum mall. Akhirnya seseorang memberitahu kami bisa naik bus no:77 ke Platinum. Untungnya bus agak kosong dan ber AC. Jadi saya langsung terkantuk-kantuk di bus. Apalgi baru berjalan kaki lumayan jauh.

Setelah macet lama kami sampai di Platinum mall. Banyak barang murah memang di sini. Mall seperti Mangga Dua dan penuh dengan turis yang membawa troli belanjaan. Wuiiih.....saya dan teman saya mendadak lupa dengan tukang tuk tuk jahat itu…...kami langsung asyik melihat lihat dan membeli beberapa titipan teman dan keluarga. Puas cuci mata kami naik ke Food Court lt 6. Menu yang kami cari adalah Tom Yum.Wahh… pas dan nendang banget deh. Seporsi harganya 50 baht ditambah minum cola cup besar 20 baht. Lapar..euyy!!!

Keluar dari mall kami mencari BTS terdekat yakni Ratchathewi. Orang-orang yang kami tanyai mengatakan dekat dan hanya butuh 10 menit berjalan. Ternyata jataknya jauh sekitar'2,5 km juga. Alamak!! Jadi total 5 km kami jalan kaki hari itu.
Setiba di hostel saya langsung selonjor dan mengurut kaki…..hehehe...maklum faktor U .Tidak kuat jalan kaki….tetapi at least banyak pengalaman berharga hari ini antara lain jangan mudah percaya dengan orang asing meskipun terkesan orang tersebut orang baik-baik.

Salam travel, July 2
from Bangkok
 
==================================================================
 
DAY 3
Setiap hari memang punya kenangan dan kesan tersendirihttp://l.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/105.gifseperti hari ketiga kami menjelajah Bangkok. Hari ini anggota rombongan trip lengkap tiga orang, yakni Ibu-ibu RT.  Hari ini kami akan wisata candi: Grand Palace, Wat Pho dan Wat Arun. Transportasi yang kami gunakan pun beragam mulai dari train di BTS, mencoba MRT (Bangkok Mass Rapid Transportation), mencoba naik Bus yang mirip Kopaja , naik Taxi, sampai mencoba transportasi air yang terkenal yakni perahu. Tapi gak naik tuk tuk, ya…amit-amit!

Destinasi pertama kami adalah Grand Palace ,istana Raja yang amat terkenal. Seperti biasa kami naik train di BTS Chong nonsi ke arah Sala Dheng. Ongkosnya 15 baht lalu lanjut dengan MRT di Silom menuju Hue Lamphong. MRT Bangkok amat maju. Saya mengagumi kebijakan Raja Thailand yang selalu berorientasi mensejahterakan rakyat antara lain lewat pembangunan public transportation yang modern. Ongkos MRT juga amat terjangkau yakni 18 baht.

Grand Palace luas, terawat dan bersih. Tempat kediaman Raja ini sekarang  penuh dengan turis bule dan Asia yang ingin tahu seperti apa sih istana Raja Thailand itu. Tiket masuk seharga 500 baht atau kira-kira Rp. 150.000 rasanya terbilang murah karena amat sesuai dengan keindahan yang dilihat. Selain bisa melihat lihat isi istana pengunjung juga bebas berfoto ria dengan latar belakang Grand Palace. Peraturan ketat diberlakukan soal pakaian. Pengunjung harus mengenakan busana sopan dan tertutup. Oleh karena itu tadi pagi kami bertiga sudah sibuuuukk sekali dengan urusan pakaian. Maklum isi tas bawaan kami kebanyakan celana pendek padahal celana pendek termasuk pakaian yang dilarang dipakai di Grand Palace. Saya sudah menyiapkan satu blus panjang dan leging. Aman, pikir saya. Tetapi teman saya berkata bahwa menurut info : legging juga dilarang. Alamak! Padahal ini satu-satunya celana dibawah lutut yang saya bawa. Sisanya celana pendek semua. Haddddehh…. Moga-moga saya tidak “ditilang” oleh pasukan pengawal Raja nanti.
Teman saya yang lain malahan sudah ganti baju tiga kali karena tidak yakin dengan busana yang hendak dipakai. Wah, repot juga..heehehe...tetapi sampai Grand Palace semua aman-aman saja tuh……yang pakai celana pendek dan kaos you can see segera memakai syal/ selendang lebar dan kami berbaur dengan pengunjung lain yakni turis-turis yang pakaiannya juga minimalis. Pihak istana menyediakan penyewaan pakaian di sudut dekat pintu masuk.

Setelah puas di sana, kami beranjak ke Wat Pho yakni tempat patung Buddha terbesar. Tiket masuk 100 baht dan pengunjung harus melepas alas kaki. Patung Buddha yang dalam posisi tidur itu terlihat megah dan anggun. Panjangnya 46 m dan tingginya 15 m. Semua material yang ada dalam Wat Pho ini mayoritas berwarna kuning emas. Indah sekali. Lagi lagi saya mengagumi ide pembuatan patung Buddha ini dan mata tak lepas memandang kehebatan mahakarya inihttp://l.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/63.gif. Kami pun tak melewatkan kesempatan untuk narsis di tempat ini.

Hari yang panas terik ini tentunya amat melelahkan tetapi semua serasa terlupakan sebab hari ini memang luar biasa. Siang hari setelah kaki lelah berjalan , kami memutuskan makan siang di Khaosan Road, daerah khusus backpacker dunia. Menu yang kami pilih adalah Ped Thai, kwetiau Thailand, seporsi harganya 70 baht dan Tom Yum seporsi harganya 120 bht. Wah mantab sekali... memang agak mahal sedikit tetapi kami ikhlas kok...hehe…. Rasa masakan Thai memang luar biasa. Semua makanan rasanya enak, lezat dan terjangkau.

Lunch ditutup dengan acara yang saya tunggu-tunggu yaitu...: Thai Massage! Wow! Kaki memang butuh dipijat, nih, dari kemarin jadi cocok sekali dengan keinginan saya. Maka kami bertiga duduk berjejer dan meluruskan kaki. Para pemijat yang berpakaian seragam dari salon apa saya lupa namanya sudah siap dengan krim dan handuk kecil. Mulailah kaki kami diolesi krim dipijat diurut selama 30 menit. Wah jangan ditanya nikmatnya!! Saya lirik teman saya sudah merem melek matanya...hihihihi..Oya, ongkos massage khas Thailand ini hanya 120 bht/30 menit.
Saya merasa ringan dan enak sekali kakinya. Rasanya sanggup kok jalan 5 km lagi seperti kemarin hehehehe....Memang masih ada dua acara setelah lunch dan massage yakni ke Wat Arun temple menunggu sunset dan mencoba naik kapal menyusuri sungai Chao Phraya yang lebar itu.. Masih ada dua hari lagi trip kami dan hari ini adalah trip terpadat namun memuaskan. Bayangkan kami baru tiba di hostel pkl 20.30 malam! Saat saya menulis ini, saya lihat teman teman saya sudah terkapar di kasurnya masing masing. Wah, efek Thai Massage kali, ya!! luar biasa!http://l.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/35.gif

Salam travel, July 2
from Bangkok
 
 
=================================================================
 
 
DAY 4
Judulnya memang backpacker hemat tetapi boleh dong kami memanjakan diri di hari ke 4 ini. Seperti yang sudah direncanakan bersama, kami akan mengunjungi Damnden Saduak floating market sekitar 100 km di luar kota Bangkok. Tour selama setengah hari ini ongkosnya 400 baht/orang. Kami dijemput di hostel pkl 06.30 dengan van warna putih. Tadi sebelum dijemput kami sudah mencari sarapan sesuai selera masing-masing. Saya sarapan sosis bakar yang dibungkus adonan crepe seharga 10 baht dengan hot chocolate seharga 30 baht. Teman saya memilih menu nasi telor ceplok sayur labu seharga 35 baht plus jeruk peras asli 20 baht. Teman lain lebih heboh lagi: nasi ,sosis bakar, daging asap, telor setengah matang(35 baht). Plus satu porsi nasi goreng daging (40 baht) dan sebotol jeruk peras (20 baht). Hadeehhhh…… ini lapar apa lapar ya?? hehehe.....

Dalam van ada turis lain juga enam orang sepertinya turis Jepang atau China. Jadi total Sembilan orang termasuk kami dalam tur ini. Perjalanan ditempuh selama 2,5 jam melewati ruas jalan yang lebar dan mulus. Suasana jalan raya mirip-mirip jalan Pantura. Makin kesini kanan kiri banyak pohon pisang dan pohon kelapa. Oya, kami juga dipandu guide lokal seorang bapak setengah baya yang ramah.
Ia menyapa kami dan mempersilakan kami tidur apabila merasa masih ngantuk. Wah, enak juga ya rasanya jadi turis beneran hehehe...gak usah repot dan bisa duduk manis dalam van yang ber AC.
Kira-kira dua jam kemudian kami tiba di lokasi floating market. Mobil parkir di tepi sungai dan sudah banyak pula mobil-mobil lain yang mengantar turis. Di sisi sungai sudah berjejer perahu-perahu motor yang siap membawa turis menyusuri sungai. Kamipun antri menunggu perahu yang kosong. Satu perahu diisi sepuluh orang duduk berdua dua. Oh, ini tho floating market, pikir saya heran. Gimana gak heran…...sungainya tidak bisa dibilang bersih. Warna air sungai selebar enam meter ini hijau kecoklatan.

Ketika perahu mulai bergerak membelah sungai saya merasa ngeri juga sebab pak supir perahu motor ini ngebut sekali. Air bercipratan di sisi kanan dan kiri semakin lama airnya makin tinggi. Alur sungai agak berkelok kelok melewati rumah rumah tradisional Bangkok. Sepertinya tempat ini adalah pemukiman penduduk asli yang masih menggunakan transportasi air untuk beraktivitas. Akhirnya kami tiba di tempat yang bernama Damnden Saduak floating market. Guide kami minta kami berganti perahu untuk dapat menikmati sensasi berbelanja di floating market. Ohhh…. jadi sungai yang kami lewati tadi bukan floating market, tho?

Nah ....sekarang ini di hadapan kami hilir mudik banyak perahu penduduk yang berjualan buah, bunga potong, suvenir, masakan sampai pakaian tas dan sepatu. Untuk bisa bergabung dengan keramaian pasar kami membayar 150.baht atau sekitar Rp. 45 rb.
Maka naiklah kami ke perahu dayung yang membawa kami menikmati suasana pasar mengapung ini. Sepanjang perjalanan pasar aneka dagangan ditawarkan...wah asyik juga, ya kalau pasar seperti ini ada di sungai di Indonesia. Apalagi sungai-sungai di Indonesia relatif lebih bersih dan lebih lebar. Lagi lagi saya kagum dengan konsep pasar mengapung yang dibuat di Bangkok ini...#maaf , di desa ini. Desa saja bisa menarik wisatawan!
Puas naik perahu apung (isi sepuluh org) sambil melihat lihat dan shopping akhirnya kami kelaparan. Kami memilih makan masakan Thai , noodles chicken, sambil duduk di resto pinggir floating market. Saat itu pengunjung floating market ramai sekali. Bahkan perahu pun bisa macet di tengah air karena banyaknya turis yang berhenti untuk berbelanja dari atas sampan. Uniknya para penjual mempunyai tongkat panjang dari bambu yang ujungnya di beri pengait besi. mereka menggunakan pengait itu utk menarik sampan turis supaya bisa mendekat...hihihi...

Buah buah yang dijual memang serba bangkok...jambu, srikaya, leci, rambutan, mangga,pepaya, jeruk ..semuanya besar-besar bahkan toge pun..bangkok!! Kami juga sempat makan durian monthong yang mak nyus banget baik dari segi rasa maupun tekstur. Murah lagi!! Sebuah durian monthong hanya dihargai 100 baht. Dijamin puas dan ketagihan!! hehe...

Sebenarnya ada atraksi ular kobra dan naik gajah melewati sungai tetapi kami tidak berniat mencoba........hmm ularnya besoarrr besoarrr, boow!!!

Sepanjang perjalanan pulang saya tercenung. Ternyata kekurangan tidak menjadikan penduduk negeri Gajah Putih ini meratapi nasib. Mereka membuat terobosan baru dengan memanfaatkan apa saja yang mereka miliki untuk merubah nasib. Pasar tradisional, pasar mengapung, masakan tradisional Thai , budi daya buah super jumbo, hewan gajah, harimau, ular dan sungai coklatpun BISA dijual kepada turis! Setidaknya itu yang saya amati selama beberapa hari di Bangkok. Disinilah saya melihat bagaimana kecerdasan, kreativitas dan keberanian dipadu jadi satu sehingga menghasilkan terobosan unik yang luar biasa.

Kapan, ya Indonesia bisa seperti itu?

Salam travel, July 3

from Bangkok
 
=========================================================
 
DAY 5
Bangkok di pagi hari sekitar jam 07.00 masih sepi. Tapi kegiatan kami di kamar mulai ramai. Ada yang beres-beres belanjaan. Ada yang cas HP dan ada yang sudah dandan siap berangkat jalan di hari 5. Yuhuuuuuuyyy!!!.....Kemana kita hari ini?

Setelah discuss sambil memperhitungkan budget yang masih ada di dompet masing-masing...kami memutuskan mengunjungi Museum Sutra Thailand, ke Golden Buddha yang terbuat dari emas 5 ton, nganter teman belanja ke Mall Platinum dan malam hari rencana ke Asiatique, mall tepi sungai Chao Phraya. Malam terakhir di Bangkok mau kita habiskan di sana. Dengan catatan: kaki belum bengkak loh...

Nah, tepat pkl 08.00 pagi kami keluar hostel. Tadi sudah sarapan roti dan kopi di hostel, jadi kami langsung naik BTS terdekat menuju Jim Thomson Silk Museum. Setelah membeli tiket seharga 15 baht kami segera naik train menuju BTS National Stadium. Inilah stasiun paling dekat dengan museum sutra. Keluar dari stasiun saya terkejut. Loh… ini kan tempat si abang tuk tuk jahat itu mangkal? Ternyata dekat dengan museum sutra. Padahal tempo hari si abang tuk tuk bilang, ”...Its far, Madam! Take tuk tuk only 40 baht,pls”. Hadehhh....

Jim Thomson silk museum sendiri adalah bangunan kayu terdiri dari beberapa rumah. Museum ini amat artistik. Maklum Sir John Thomson adalah pecinta seni dan seorang arsitek. Ia warga Amerika yang menikah dengan perempuan Thailand. Setelah membayar tiket 100 baht kami dipandu guide mbak Thailand yang fasih berbahasa Inggris. Ia mengantar kami melihat seluruh isi rumah dan menjelaskan secara detail apa fungsi dan mengapa Sir Jim Thomson membangun bagian bagian rumahnya. Seluruh furniture rumah ini menggunakan material kayu. Umur rumah diperkirakan lebih dari 100 tahun. Rumah dua lantai ini sangat asri sekali. Sir Thomson membuat kolam ikan dan membiarkan banyak tanaman tumbuh terawat di halamannya. Di bagian depan rumah yang sekarang dijadikan museum ini ada peragaan membuat kepompong ulat sutra menjadi benang sutra dan di sebelahnya ada store yang menjual bermacam-macam produk sutra seperti boneka, tas, syal, dompet, pakaian, topi. Saya terkesan sekali dengan kisah hidup Sir Thompson. Ia memperkenalkan usaha sutra meski akhrnya dalam perjalanan di Malaysia ia hilang tak kembali lagi. Konon ia hilang dan dibunuh oleh rekan bisnisnya.
Ada hiasan menarik di dinding rumah kayunya. Secarik kertas bertuliskan coretan tanggal menunjukkan bahwa Sir Thompson diramal akan mengalami ketidakberuntungan pada umur 61 dan ternyata benar...ia hilang pada umur 61! Kini rumahnya dijadikan obyek wisata dan keluarga besarnya mendirikan pabrik sutra di Bangkok.

Perjalanan selanjutnya kita menuju Wat Triamit atau patung Buddha terbesar yang terbuat dari emas seberat 5 ton. Sekarang kami terbiasa dengan GPS Ibu Peta sehingga mudah mencari sebuah lokasi. Dan tentu saja itu artinya penghematan. Di kuil Wat Triamit semua pengunjung berpakaian rapi. Saya langsung memakai scraf saya yang lebar untuk menutupi celana pendek saya. Aman! Kami membayar tiket 40 baht dan setelah melepas alas kaki kami segera naik ke lantai 4 tempat patung Buddha emas disemayamkan. Wah…...luarbiasa indah baik interior maupun eksterior kuil ini. Semua bernuansa kuning emas dengan ornamen ornamen khas Thailand. Para pengunjung banyak yang berdoa di depan patung lalu setelah itu berfoto foto.

Hawa panas siang itu memaksa kami segera turun dari kuil dan sebentar beristirahat di sebuah kedai makan. Tentu saja kami amat lapar dan haus sehingga tanpa ragu kami memesan noodle chicken ball seharga 30 baht. Rasanya spicy gurih segar hot...pokoknya top markotop, deh!!
Setelah makan siang kami berniat kembali ke Platinum mall karena ada pesanan yang harus dibeli di sana. Tetapi tiba-tiba saya merasakan sakit perut melilit mulas, pinggang pun rasanya ngilu sekali. Gawattt!!!! Saya segera minta ijin dengan teman teman saya akan kembali saja ke hostel tidak bisa mengantar belanja. Untungnya teman teman saya super pengertian sehingga saya bisa istirahat di hostel. Kami berpisah di BTS Ratchadevi saya ke kiri dan dua teman saya ke kanan.....hati hati ya …! Banyak pick pocket loh!

Saya tiba di hostel pukul 14.00 tetapi karena masih lapar saya memutuskan membeli makan siang di sekitar hostel. Iseng-iseng melangkah akhirnya sampailah saya di pasar tradisional di belakang hostel. Persis pasar di Indonesia......macam-macam dagangan ada, mulai dari ember sampai emas. Namanya emak-emak ketemu pasar, saya jadi lupa niat saya cari makan siang. Saya malah mendapat bando cantik dua buah masing-masing harganya 10 baht/ Rp. 3350.
Baru sesudah itu saya membeli makan siang : nasi dengan daging filet ikan yang ditaburi kacang panjang. Rasanya agak pedas namun nikmat sekali. Orang Thailand hebat, ya meramu bumbu sehingga enak disantap.Tetapi bagi yang belum terbiasa, ya bisa tidak cocok lidahnya.
 
Wah tiba-tiba saya jadi kangen dengan masakan Ibu saya: nasi liwet, sayur asem, tempe -tahu garet, ayam goreng dan sambel krupuk.
Itu menu nendang banget dan gak ada deh, restoran Thailand yang bisa menyamai masakan Ibu saya....hahaha!!

Besok kami kembali ke Indonesia....dengan membawa sejuta kisah, kesan , dan inspirasi. Trip yang luar biasa...dengan teman-teman yang seru-seru, ...dengan makanan yang enak-enak....dengan barang-barang yang murah...dengan tempat wisata yang bagus-bagus....

Salam travel, July 4
from Bangkok
 
 
 

1 komentar:

  1. kami hanya membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual Dari AKY SANTANU 2D,3D,4D di jamin Tembus 100%HUBUNGI AKY SANTANU DI NO:082317877775

    BalasHapus