Keliling Dunia Gratis Ada dua inspirasi utama. Pertama, bermula dari satu buku, yang saya
yakin pasti sebagian besar disini udah baca atau nonton filmnya, LASKAR
PELANGI. Saya bener2 terbius sama dibuat ngimpi sama Hirata. Ngikutin
perjuangan dia, dibawa ngimpi ke Firenze, ke Afrika, ke pedalaman
Inggris, ke negara antah berantah. Saya bermimpi membayangkan andai aku
disana. Banyak banget diantara kita yang sekedar terinspirasi tapi ga
ada aksi nyata. Kalo saya bener2 ngimpi, bertekad pengen ngikutin jejak
dia. Saya bahkan print beberapa quotes yang memorable, terus ditempel di
kamar so saya selalu termotivasi. Saya pernah nulis notes tentang ini,
tapi izinkan saya share lagi. Ini quotes2nya:
1. Jelajahi
kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya
sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di altar suci almamater terhebat
tiada tara: Sorbonne. "Pak guru Balia"
2. Pada saat itulah aku,
Arai, dan Jimbron mengkristalkan harapan agung kami dalam satu statement
yang sangat ambisius: cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke
Prancis. Ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne.
3. Jangan selalu berpikir realistis. Realistis berbanding lurus dengan
pesimis. Bermimpilah, karena ia selalu setia didampingi optimis.
4. Pahamkah engkau, berhenti bercita2 adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia. "Pak Mustar kepala sekolah"
5. Orang-orang seperti kita tak memiliki apa2 kecuali semangat dan
mimpi2. Dan kita akan berjuang habis2an demi mimpi-mimpi itu. "Arai"
6. Jangan pernah mendahului nasib. Pesimis tak lebih dari sikap takabur mendahului nasib. "Arai"
7. Kita lakukan yang terbaik disini! Dan kita akan berkelana
menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Kita akan sekolah ke Prancis. Kita
akan menginjakkan kaki di almamater suci Sorbonne! Apapun yang terjadi!
"Arai"
8. Realistis adalah berbuat yang terbaik di tempat dimana aku
berdiri. Aku semakin terpatri dengan cita2 agung kami: ingin sekolah ke
Prancis, menginjakkan kaki di almamater suci Sorbonne, menjelajahi
Eropa sampai Afrika. Tak pernah sedikitpun terpikir untuk mengompromikan
cita2 tersebut. "Ikal"
9. Merantaulah. Jika kalian sampai ke
Prancis menjelajahi Eropa sampai ke Afrika, itu juga artinya aku sampai
kesana, pergi bersama-sama dengan kalian. "Jimbron"
10. Pak Balia
memberikan padaku sebuah gambar yang selalu diperlihatkannya didepan
kelas, lukisan menara Eiffel dan Sungai Seine. Beliau diam saja dan aku
mengerti maksudnya. Prancis bukan hanya impianku dan Arai saja, tapi
juga impian beliau.
11. Itulah kawan, kalau mau tahu tenaga dari optimisme, tenaga dari ekstrpolasi kurva yg menanjak. Tenaga dari mimpi2... "Ikal"
12. Dengan kaki tenggelam kedalam lumpur sampai selutut, kami tak surut
menggantungkan cita-cita ke bulan: ingin sekolah ke Prancis, ingin
menginjakkan kaki-kaki miskin kami di altar suci almamater Sorbonne,
ingin menjelajahi Eropa sampai Afrika.
13. Pak Balia mengutip "Belle
de Paris" yang ditulis ratusan tahun lampau oleh Eustache Deschamps:
"Tak ada satu pun kota lain yang dapat menyamainya. Tak ada yang
sebanding dengan Paris"
14. Lima belas orang dari ribuan pelamar adalah peluang yang sangat sempit.
15. Demikian indahnya Tuhan bertahun-tahun memeluk mimpi kami, menyimak
harapan-harapan sepi dalam hati kami. Karena di kertas itu tertulis
nama universitas yang menerima kami, disana jelas tertulis: Universitè
de Paris Sorbonne, Prancis.
Dan tahukah kawan, saya bukan hanya
mengikuti jejak mereka, tapi bahkan melebihi! Bergetar rasanya pas
dikirim email bahwa saya diterima di Sorbonne, sang Altar ilmu
pengetahuan. Dan kemudian Tuhan kembali berbaik hati kepada saya. Satu
hari sebelum saya berangkat umrah, saya kembali dikirim email bahwa saya
diterima beasiswa Eiffel, beasiswa paling prestisius, paling sulit, dan
paling besar nilainya. Tak henti ucapan syukur dan air mata ini
mengalir deras kala aku solat persis di depan Kabah. Aku «
mempertanyakan » mengapa Tuhan begitu baiknya memberi rezeki. Benar kata
Pak Mario, Tuhan itu semena mena dalam memberi rezeki ke umatnya So,
bermimpi, berusaha dan berdoa. Itu tiga kunci awal. Namun tanpa kunci
keempat, tiadalah berguna ketiga kunci diatas.
Momen kedua yaitu
saat saya dan mama nonton film The Tourist yang diperanin Angelina Jolie
and Johnny Depp. Ketika adegan di Venice dimana Jolie naik gondola,
beliau bergumam, “Mam pengen banget kesana ngerasain naek gondola ”,
disitulah saya berdoa semoga bisa mewujudkan mimpi beliau. Dan
Alhamdulillah setahun kemudian, kita bertiga dengan ayah naik gondola di
Venice, dan keliling ke 13 negara di lebih 35 kota di Eropa. Tahukah
kawan, setiap malam ketika aku terlelap, beliau bangun bersujud memohon
supaya impianku kuliah di Paris terkabul. Setiap hari mereka berdoa. Dan
inilah kunci yang terpenting, doa orang tua.
Perjuangan
mencapai itu semua memang sangat susah dan berliku, namun semua
pengorbanan itu kawan, terbayar tuntas ketika aku mengajak mama papa
kedalam La Sorbonne, sang Altar Ilmu Pengetahuan di tengah kota Paris,
si kota cahaya, Kuajak mereka kedalam, meresapi kemegahan salah satu
kampus tertua di Eropa. Dan duhai kawan, ketika kulihat mata ayahku
berkaca-kaca tidak sanggup berkata apa2, ketika beliau hanya mengusap
lembut rambutku, dan ketika kulihat mata mama memerah penuh tangis
bahagia, lalu beliau berkata. “Mama sangat bangga”, waktu seakan
berhenti. Kawan, itulah momen paling membahagiakan yang pernah kurasa.
Kita bertiga menangis berpelukan sembari tak henti bersyukur. Berapa
banyak yang memiliki kesempatan seperti itu. Walau tetap itu semua tak
setimpal dengan pengorbanan mereka, membuat mereka bangga adalah tujuan
utama kita sebagai anak.
So kawan, kalau kalian ingin mengikuti
langkah saya, ingat 4 kuncinya. Bermimpilah, berusalah, berdoalah, dan
mintalah restu orang tua kalian.
PS: Tidak ada niat untuk ujub
atau sombong dalam penulisan ini, namun sekedar berbagi semoga kalian
pada makin semangat belajar. Dunia dan ilmu pengetahuan itu luas,
sementara umur kita pendek. So, masihkah kalian mau buang2 waktu ga
berguna? Mengecewakan orang tua kalian? Kalau ini dirasa berguna,
silahkan dishare. Nanti kalau pada tertarik, saya tulis bagian lain
tentang betapa beratnya perjuangan mencapai ini semua.
Untuk post tentang beasiswa, berikutnya pindah ke grup ini aja ya: